Kisah Patacara

Patacara kehilangan suami dan dua putranya, sekaligus orang tua dan ketiga kakak laki-lakinya dalam waktu bersamaan. Ia menjadi hampir gila. Ketika ia mendekati Sang Buddha, Beliau berkata kepadanya, "Patacara, anak-anak tidak dapat merawatmu, bahkan meskipun mereka masih hidup, mereka tidak hadir untukmu.

Orang bijaksana menjalankan moral (sila) dan menghancurkan rintangan pada jalan menuju nibbana."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 288 dan 289 berikut ini :

"Na santi putta tanaya
na pita napi bandhava
antakena` dhipannassa
natthi natisu tanata.

Etamatthavasam natva
pandito silasamvuto
nibbanagamanam maggam
khippameva visodhaye."

Anak-anak tidak dapat melindungi,
begitu juga ayah maupun sanak saudara.
Bagi orang yang sedang menghadapi kematian,
maka tidak ada sanak saudara
yang dapat melindungi dirinya lagi.

Setelah mengetahui kenyataan ini,
Maka orang berbudi dan bijaksana
tak akan menunda waktu
dalam menempuh jalan menuju Nibbana.


Patacara mencapai tingkat kesucian sotapatti, setelah Khotbah Dhamma itu berakhir.

*Kisah ini juga terdapat pada Syair 113

Related Post :

0 Comments: